Rabu, 05 Agustus 2015

HEBOH NEGARA ARAB KARENA SEXY RATUNYA - KERJAKAN SOAL UJIAN

    Matematika, Fisika, Kimia (MFK) biasanya dianggap momok bagi sebagian siswa, dan bagi yang menguasainya mereka dianggap anak pintar. Padahal setiap manusia diciptakan dengan kecerdasan masing-masing, ada yang cerdas di bidang sosial, eksak, seni, ketangkasan fisik dan lain-lain. Orang jawa kuno mengatakan, untuk menguasai atau ahli dalam sesuatu hal harus memiliki 3 modal yaitu : bakat, niat, ragat (biaya). Bakat adalah pemberian Tuhan sejak manusia lahir, jadi tugas manusia adalah mencari tahu apa bakatnya. Ragat (biaya) bisa kita cari dan minta kepada Tuhan yang empunya rejeki. Biaya bisa diperoleh dari orang tua, sponsor (donatur), atau bekerja. Tinggal satu hal yang perlu dikerjakan yaitu niat. Niat adalah unsur yang paling penting, karena seseorang walaupun lahir dengan bakat hebat, ayahnya kaya raya tetapi jika tidak ada niat belajar maka selamanya jadi orang bodoh. Berbeda dengan orang yang tidak punya bakat, sedikit biaya tapi niat belajarnya tinggi maka perlahan-lahan akan jadi orang pintar.
                Demikian halnya dengan ketiga mata pelajaran di atas yang dianggap monster. Dengan niat besar dan sedikit trik, pelan-pelan bisa dikuasai. Kunci utamanya adalah suka, jika kita menyukai sesuatu, sesulit apapun akan jadi mudah. MFK merupakan seni ilmu pengetahuan jika kita menyukainya, tapi jadi monster jika kita membencinya.  Lalu trik-trik apa saja yang bisa kita pakai untuk bisa paham dan mampu mengerjakan soal-soal di sekolah? Kita tidak perlu ke bimbingan belajar, karena menurut penulis itu hanya akan buang-buang duit dan tenaga. Apalagi smart solution, tiap soal punya langkah smart untuk penyelesaiannya. Jadi kalau ada 400 soal, maka kita harus menghafalkan 400 metode. Penulis tidak akan sanggup untuk melakukannya, tetapi belum tentu bagi pembaca. Mungkin pembaca lebih efektif dengan kursus, smart solution, bimbel. Terserah pada kesenangan masing-masing. Di sini penulis membagikan pengalaman semasa SMU dalam menghadapi MFK. Tentu saja sejak SD dan SLTP penulis sudah suka dengan IPA.
1.    Jembatan  Keledai
Entah kenapa metode ini disebut jembatan keledai. Orang bilang kalau keledai itu hewan yang paling bodoh, sampai saat ini penulis tidak tahu cara menilai kecerdasan hewan. Tapi entah apa namanya, yang penting metode ini lumayan membantu. Dalam kimia biasanya siswa diwajibkan menghafal beberapa golongan unsur kimia, antara lain golongan Alkali (IA, kecuali Hidrogen), Alkali Tanah (IIA), Gas mulia (VIIA), Logam transisi peiode 4 (IIIB – IIB). Guru penulis mengajarkan metode jembatan keledai untuk golongan IA dan IIA. Yaitu dengan mengganti unsur dengan kata-kata yang mudah diingat. Bahasa yang digunakan bisa bermacam-macam tergantung daerah di mana kita sekolah. Bahasa daerah lebih efektif karena melekat dengan siswa.Contoh          :
IA                            : Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), Fransium (Fr)
Jembatan Keledainya     : LiNa Karo Roby Cs Frend
IIA                          :Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), Radium (Ra)
Jembatan Keledainya     : Bebek Mangan Cacing Seret Banget Rasane
Bermodalkan 2 golongan tersebut, seorang teman mengajukan 2 golongan lagi
VIIA                       : Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn)
Jembatan Keledainya     : Heboh Negara Arab Karena Sexy Ratunya
Memang Sexy tidak mewakili Xe, tapi kita bisa mengingat bahwa Sexy = Xe.
Logam Periode 4: Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Crom (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Seng (Zn)
Jembatan Keledainya     : ScTV Sering Menayangkan Film Cowboy, Ninja, Kungfu, Zena
                 Dari sebuah segitiga siku-siku ABC dimana AB adalah tinggi, BC adalah lebar, AC sisi miring, sudut ABC siku-siku, sudut α tepat di depan BC maka kita dapat menghitung nilai sinus, cosinus dan tangen dari sudut α dengan rumus
Sin α = panjang BC / panjang AC = panjang sisi depan sudut/ panjan gsisi miring
Cos α = panjang AB / panjang AC = panjang sisi samping sudut / panjang sisi miring
Tan α = panjang BC / panjang AB = panjang sisi depan sudut / panjang sisi samping sudut
Jembatan keledainya :Sindemi, Cossami, Tandesa
                Dalam system peredaran darah manusia terdapat dua jenis pembuluh darah, yaitu pembuluh darah menuju atau masuk ke jantung namanya vena dan keluar dari jantung namanya arteri.
Jembatan keledainya : MUKA (Masuk Vena Keluar Arteri), untuk huruf V kita baca U sama seperi Sexy untuk Xe, sering untuk Sc dan Film untuk Fe.
2. Membuang Rumus
                Biasanya dalam mengerjakan soal-soal ujian disarankan agar mengerjakan soa-soal yang mudah terlebih dahulu kemudian yang sulit. Sebelum kita kehabisan tenaga saat mengerjakan soal yang sulit, gunakan metode membuang rumus, yaitu rumus-rumus yang sudah dihafalkan langsung ditulis di tempat kosong pada lembar soal. Pastikan semua rumus sudah tertulis,  baru kerjakan soal mulai yang bias dikerjakan dulu. Tingkat kesulitan soal berbeda-beda tiap siswa, maka pilihlah soal yang bias atau dikuasai. Caranya tentu sudah banyak yang tahu. Saat menemukan soalsulit,  kita tidak banyak mengeluarkan energy untuk mengingat rumus, karena rumus sudah kitat ulis, tinggal menghitung saja.
3. Mencari Satuan
                Ketika rumus yang kita buang tidak ada, dan kita sudah tak mampu mengingat rumus, metode mencari satuan adalah yang disarankan, tetapi belum tentu akurat. Hal ini hanya bisa dipakai untuk persamaan garis lurus di beberapa soal. Jika melibatkan log, ln, akar, exponensial metode ini tidak bisa dipakai.
Sebagai contoh soal : Mobil melaju a km/jam, jarak yang ditempuh dari kota X ke kota Z  b km. Mobil berangkat pukul c, pukul berapakah tiba di kota Z?
Kita buat simbol s = jarak, t =waktu, v = kecepatan. Misal kita lupa rumus apa yang dipakai untuk mencari t. Apakah t = v.satau v/s atau s/v.
Yang kita cari adalah jam. Yang kita punya adalah km/jam dan km. maka satuan km harus hilang dan tersisa jam.
Kemungkinan1 : (km/jam) / km = /jam. Km hilang tapi satuannya /jam, bukan yang diinginkan.
Kemungkinan2 : km/(km/jam) = jam. Km hilang dan satuannya jam.Kemungkinan  2 ini yang kita pakai.
Sehingga waktu yang diperlukan adalah (b km)/ (a km/jam) = d jam. Waktu tiba di kota Z = c + d jam.
4. Sekolah Monyet
Metode ini disampaikan oleh seorang dosen reactor namun hanya ditertawakan teman-temannya, karena kita manusia bukan monyet. Begini konsepnya, dalam perkebunan kelapa yang mempekerjakan monyet, monyet-monyet tersebut disekolahkan terlebih dahulu. Tiap monyet punya keahlian masing-masing. Ada monyet pemanjat, bertugas memilih dan memetik kelapa tua. Ada monyet penyusun, bertugas menyusun kelapa dari tanah ke truk. Ada monyet penari, biasanya untuk atraksi topeng monyet. Monyet-monyet tersebut hanya diajari satu kemampuan dengan focus. Monyet pemanjat tidak bisa menyusun dan menari, demikian juga sebaliknya.
Kita memang bukan monyet , apalagi keledai, namun yang bisa kita ambil adalah menyadari bakat tiap-tiap siswa. Dalam kurikulum SMU dimana penjurusan dilakukan di kelas 3, siswa kelas 1 dan 2 cukup berat, karena harapan kurikulum tersebut agar setiap anak IPA kenal IPS dan anak IPS kenal IPA. Tapi justru siswa dibebani 13 mata pelajaran dan tiap-tiap guru pengampu menuntut untuk bisa. Mudah-mudahan kurikulum SMA 2013 ini lebih baik dari zaman SMU dulu. Dalam metode sekolah monyet, siswa harus digembleng sesuai bakatnya. Jika seseorang lahir dengan bakat satra jangan dipaksakan menguasai logaritma, integral dan deferensial. Jika yang lain berbakat biologi jangan dipaksakan menguasai akutansi. Jadi kenalilah bakat kita masing-masing, demikian juga orang tua jangan memaksakan anaknya harus juara.
5. Tenaga
                Dalam setiap pertempuran tenaga merupakan modal utama, demikian halnya dalam menghadapi ujian sekolah, tenaga sangat dibutuhkan. Sepintar-pintarnya orang, jika tenaganya tidak ada maka tak kan sanggup mengerjakan soal-soal yang sederhana sekalipun. Maka dari itu dibutuhkan makan dan tidur secukupnya, jangan belajar sampai larut malam. Ujian sekolah merupakan tes atas ilmu yang diperoleh selama 1 semester, 1 tahun atau 3 tahun. Jadi belajarnya sepanjang waktu tersebut, bukan semalam suntuk. Saat tatap muka di kelas merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar, jadi konsentrasilah saat guru menerangkan. Saat kita lupa rumus, kita bisa mengingat-ingat gaya guru bicara.
                Tujuan sekolah terpenting adalah mendapat ilmu. Nilai merupakan indicator dari semua lmu yang kitadapat, namun nilaibukanlah tujuanutama sehingga menghalalkan segala cara termasuk mencontek untuk memperoleh nilai setinggi-tingginya. Percuma dapat nilai tinggi namun tidak tahu apa-apa. Lebih baik nilai ujian standart kelulusan tapi jika ditanya tentangi lmunya di luar sekolah bias menerangkan, itu yang namanya menguasai. Dan takkalah penting adalah berdo’a sebelum mengerjakan segala sesuatu, karena alamsemesta adalah ciptaan Tuhan, maka sangat dibutuhkan bimbingan Tuhan untuk mempelajari  fenomena jagat raya ini.



Sumber :
Catatan SMU Kristen 2 Magelang 2000 - 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar