Demikian
halnya dengan ketiga mata pelajaran di atas yang dianggap monster. Dengan niat
besar dan sedikit trik, pelan-pelan bisa dikuasai. Kunci utamanya adalah suka,
jika kita menyukai sesuatu, sesulit apapun akan jadi mudah. MFK merupakan seni
ilmu pengetahuan jika kita menyukainya, tapi jadi monster jika kita
membencinya. Lalu trik-trik apa saja
yang bisa kita pakai untuk bisa paham dan mampu mengerjakan soal-soal di
sekolah? Kita tidak perlu ke bimbingan belajar, karena menurut penulis itu
hanya akan buang-buang duit dan tenaga. Apalagi smart solution, tiap soal punya
langkah smart untuk penyelesaiannya. Jadi kalau ada 400 soal, maka kita harus
menghafalkan 400 metode. Penulis tidak akan sanggup untuk melakukannya, tetapi
belum tentu bagi pembaca. Mungkin pembaca lebih efektif dengan kursus, smart
solution, bimbel. Terserah pada kesenangan masing-masing. Di sini penulis
membagikan pengalaman semasa SMU dalam menghadapi MFK. Tentu saja sejak SD dan
SLTP penulis sudah suka dengan IPA.
1.
Jembatan
Keledai
Entah kenapa metode ini disebut jembatan
keledai. Orang bilang kalau keledai itu hewan yang paling bodoh, sampai saat
ini penulis tidak tahu cara menilai kecerdasan hewan. Tapi entah apa namanya,
yang penting metode ini lumayan membantu. Dalam kimia biasanya siswa diwajibkan
menghafal beberapa golongan unsur kimia, antara lain golongan Alkali (IA,
kecuali Hidrogen), Alkali Tanah (IIA), Gas mulia (VIIA), Logam transisi peiode
4 (IIIB – IIB). Guru penulis mengajarkan metode jembatan keledai untuk golongan
IA dan IIA. Yaitu dengan mengganti unsur dengan kata-kata yang mudah diingat.
Bahasa yang digunakan bisa bermacam-macam tergantung daerah di mana kita
sekolah. Bahasa daerah lebih efektif karena melekat dengan siswa.Contoh :
IA : Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), Fransium (Fr)
Jembatan Keledainya : LiNa Karo Roby Cs Frend
IIA :Berilium
(Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), Radium (Ra)
Jembatan Keledainya : Bebek Mangan Cacing Seret
Banget Rasane
Bermodalkan 2 golongan tersebut, seorang teman
mengajukan 2 golongan lagi
VIIA : Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton
(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn)
Jembatan Keledainya : Heboh Negara Arab Karena Sexy Ratunya
Memang Sexy tidak mewakili Xe, tapi kita bisa
mengingat bahwa Sexy = Xe.
Logam Periode 4: Skandium (Sc), Titanium (Ti),
Vanadium (V), Crom (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), Seng (Zn)
Jembatan Keledainya : ScTV Sering Menayangkan Film Cowboy, Ninja, Kungfu, Zena
Dari
sebuah segitiga siku-siku ABC dimana AB adalah tinggi, BC adalah lebar, AC sisi miring, sudut ABC siku-siku, sudut α tepat di depan BC maka kita dapat menghitung nilai sinus, cosinus dan tangen
dari sudut α dengan
rumus
Sin α = panjang BC / panjang AC =
panjang sisi depan sudut/ panjan gsisi miring
Cos α = panjang AB / panjang AC = panjang sisi samping sudut
/ panjang sisi miring
Tan α = panjang BC / panjang AB =
panjang sisi depan sudut / panjang sisi samping sudut
Jembatan keledainya :Sindemi, Cossami, Tandesa
Dalam
system peredaran darah manusia terdapat dua jenis pembuluh darah, yaitu pembuluh
darah menuju atau masuk ke jantung namanya vena dan keluar dari jantung namanya
arteri.
Jembatan keledainya : MUKA (Masuk Vena Keluar Arteri), untuk huruf V kita baca U sama
seperi Sexy untuk Xe, sering untuk Sc dan Film untuk Fe.
2.
Membuang Rumus
Biasanya
dalam mengerjakan soal-soal ujian disarankan agar mengerjakan soa-soal yang
mudah terlebih dahulu kemudian yang sulit. Sebelum kita kehabisan tenaga saat mengerjakan
soal yang sulit, gunakan metode membuang rumus, yaitu rumus-rumus yang sudah dihafalkan
langsung ditulis di tempat kosong pada lembar soal. Pastikan semua rumus sudah tertulis, baru kerjakan soal mulai yang bias dikerjakan
dulu. Tingkat kesulitan soal berbeda-beda tiap siswa, maka pilihlah soal yang bias
atau dikuasai. Caranya tentu sudah banyak yang tahu. Saat menemukan soalsulit, kita tidak banyak mengeluarkan energy untuk mengingat
rumus, karena rumus sudah kitat ulis, tinggal menghitung saja.
3.
Mencari Satuan
Ketika
rumus yang kita buang tidak ada, dan kita sudah tak mampu mengingat rumus,
metode mencari satuan adalah yang disarankan, tetapi belum tentu akurat. Hal ini hanya bisa dipakai untuk persamaan garis lurus di beberapa
soal. Jika melibatkan log, ln, akar, exponensial metode ini tidak bisa dipakai.
Sebagai contoh soal : Mobil melaju a km/jam, jarak yang ditempuh dari
kota X ke kota Z b km. Mobil berangkat
pukul c, pukul berapakah tiba di kota Z?
Kita buat simbol s = jarak, t =waktu, v =
kecepatan. Misal kita lupa rumus apa yang dipakai untuk mencari t. Apakah t =
v.satau v/s atau s/v.
Yang kita cari adalah jam. Yang
kita punya adalah km/jam dan km. maka satuan km harus hilang dan tersisa jam.
Kemungkinan1 : (km/jam) / km = /jam. Km hilang tapi
satuannya /jam, bukan yang diinginkan.
Kemungkinan2 : km/(km/jam) = jam. Km hilang dan
satuannya jam.Kemungkinan 2 ini yang
kita pakai.
Sehingga waktu yang diperlukan adalah (b km)/ (a
km/jam) = d jam. Waktu tiba di kota Z = c + d jam.
4. Sekolah Monyet
Metode ini disampaikan
oleh seorang dosen reactor namun hanya ditertawakan teman-temannya, karena kita
manusia bukan monyet. Begini konsepnya, dalam perkebunan kelapa yang
mempekerjakan monyet, monyet-monyet tersebut disekolahkan terlebih dahulu. Tiap
monyet punya keahlian masing-masing. Ada monyet pemanjat, bertugas memilih dan memetik
kelapa tua. Ada monyet penyusun, bertugas menyusun kelapa
dari tanah ke truk. Ada monyet penari, biasanya untuk atraksi topeng monyet. Monyet-monyet
tersebut hanya diajari satu kemampuan dengan focus. Monyet pemanjat tidak bisa
menyusun dan menari, demikian juga sebaliknya.
Kita memang bukan monyet , apalagi keledai,
namun yang bisa kita ambil adalah menyadari bakat tiap-tiap siswa. Dalam
kurikulum SMU dimana penjurusan dilakukan di kelas 3, siswa kelas 1 dan 2 cukup
berat, karena harapan kurikulum tersebut agar setiap anak IPA kenal IPS dan
anak IPS kenal IPA. Tapi justru siswa dibebani 13 mata pelajaran dan tiap-tiap
guru pengampu menuntut untuk bisa. Mudah-mudahan kurikulum SMA 2013 ini lebih baik dari zaman SMU dulu. Dalam metode sekolah
monyet, siswa harus digembleng sesuai bakatnya. Jika seseorang lahir dengan
bakat satra jangan dipaksakan menguasai logaritma, integral dan deferensial. Jika
yang lain berbakat biologi jangan dipaksakan menguasai akutansi. Jadi kenalilah
bakat kita masing-masing, demikian juga orang tua jangan memaksakan anaknya
harus juara.
5.
Tenaga
Dalam setiap pertempuran tenaga merupakan
modal utama, demikian halnya dalam menghadapi ujian sekolah, tenaga sangat
dibutuhkan. Sepintar-pintarnya orang, jika tenaganya tidak ada maka tak kan
sanggup mengerjakan soal-soal yang sederhana sekalipun. Maka dari itu dibutuhkan
makan dan tidur secukupnya, jangan belajar sampai larut malam. Ujian sekolah merupakan tes atas ilmu yang diperoleh selama 1 semester,
1 tahun atau 3 tahun. Jadi belajarnya sepanjang waktu tersebut, bukan semalam suntuk.
Saat tatap muka di kelas merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar,
jadi konsentrasilah saat guru menerangkan. Saat kita lupa
rumus, kita bisa mengingat-ingat gaya guru bicara.
Tujuan sekolah terpenting adalah mendapat ilmu.
Nilai merupakan indicator dari semua lmu yang kitadapat, namun nilaibukanlah tujuanutama
sehingga menghalalkan segala cara termasuk mencontek untuk memperoleh nilai setinggi-tingginya.
Percuma dapat nilai tinggi namun tidak tahu apa-apa. Lebih baik nilai ujian standart
kelulusan tapi jika ditanya tentangi lmunya di luar sekolah bias menerangkan,
itu yang namanya menguasai. Dan takkalah penting adalah berdo’a sebelum mengerjakan
segala sesuatu, karena alamsemesta adalah ciptaan Tuhan, maka sangat dibutuhkan
bimbingan Tuhan untuk mempelajari fenomena
jagat raya ini.
Sumber :
Catatan SMU Kristen 2 Magelang 2000 - 2003
Sumber :
Catatan SMU Kristen 2 Magelang 2000 - 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar